Selasa, 14 Juli 2015

PUNK tidak hanya musik dan fashion.

Punk merupakan subkultur yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Sumber ( Wikipedia )

Tahun 2002 gue memasuki usia 12 tahun dimana usia tersebut gue sudah mulai belajar hidup di jalan dengan berbekal modal Rp. 15000 gue mencoba mengadu nasib dengan berjualan minuman dingin di kereta api jurusan Jakarta – Bogor dengan menggunakan ember untuk menjajakan dagangan gue kala itu,,, Hampir 50% hidup gue pada masa itu, gue gunakan untuk berdagang dan hidup di jalan, meskipun gue sibuk berdagang namun gue tidak mengesampinkan pentingnya pendidikan dalam hidup gue, gue berdagang dari waktu subuh sampai menjelang siang hari, memang tidak seharian gue berdagang karena disiang harinya gue harus berangkat ke sekolah karena memang lagi semangat – semangannya gue sekolah, wajar baru memasuki jenjang pendidikan yg lebih tinggi dari sebelumnya ( Baru Masuk SMP )

Stasiun Universitas Pancasila di sana biasa gue belanja kebutuhan dagangan gue, ada warung kecil yang terletak di ujung peron Jakarta gue biasa belanja di sana pemilik warung itu tidak lain BENG – BENG seorang perantau yang sukses berdikari di Jakarta, cukup lama memang gue kenal dengan dia, hari demi hari gue lalui. 1 bulan kemudian ada beberapa pemuda yang mencoba menjajakan dagangannya di sebelah warung yang biasa gue belanja kebutuhan dagangan gue. Awalnya gue merasa sedikit heran dengan mereka yang gue lihat berpenampilan cukup aneh.  Tattoo di sekujur tubuhnya, daun telinga yang di masukin velg ban mobil ( Piercing Plug ) dan beberapa accesoris mengiasi tangannya. Tanpa niat membeli dagangan pemuda tsb gue coba menghampiri dan melihat lihat, ternyata memang gue tidak memahami apa yang dia jual di sana, isi dagangannya itu ada kaset tape / cd, kaos, gelang, kerajinan kerajinan dari alam, emblem, pin, sticker dan barang – barang lainnya yang memamng gue gak ketahui, karena dari kaos, kaset, pin dan atribut lainnya gue gak paham, untuk menghilangkan rasa penasaran gue dari apa yang mereka jual gue coba mennanyakan kepada pemuda yang berjualan tersebut.

Pemuda tersebut bernama Ekal, Baja dan Bodel secara singkat dia menjelaskan apa yg dia tawarkan di sana, dan ternyata mereka adalah pemuda – pemuda yang biasa di sebut anak PUNK oleh masyarakat pada umumnya. Pada masa itu memang masih terlihat jarang bahkan tidak ada sama sekali anak punk berkeliaran dijalan, terkecuali dia pergi menonton konser lalu kehabisan uang, untuk mendapatkan ongkos baru dia mengamen, selebihnya menjual karya – karya yang dia produksi sendiri lalu dijual untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Mulai dari sanalah gue coba memahami PUNK secara mendalam bersama mereka, hingga suatu ketika gue kenal dengan MARJINAL, band yang sebelumnya terbentuk dari kelompok ANTI MILITARY, di basecampnya yaitu TARING BABI. Gue banyak belajar disana bersama BOBY, MIKE, ROMY JAHAT dan penghuni tarbi lainnya seperti BAGOL, BOY, BANG KORES dan mas EET yang ternyata beliau merupakan salah satu dosen FH Univ Pancasila. Mereka menjelaskan Punk dari berbagai aspek kehidupan. Dari mulai Ideologi, Semangat juang, Sosial, Sifat toleransinya mereka antar sesama, dan beberapa Kreativitas – kreativitas yang mereka miliki yang tidak sungkan untuk mengajarkannya ke gue, dari mulai karya Lukis, Cukil, Bermain musik, Sablon kaos sampai belajar memasak,,,haha masak seada - adanya dan sebisa – bisanya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan perut mereka. Bang mike mungkin yang paling lantang dari diantara mereka yang lain untuk menjelaskan makna Punk. Dan ternyata dibalik semua busana dandanan yang mereka kenakan dalam hari – harinya memilki makna yang mendalam seperti potongan rambut Mohawk bang mike menjelaskan ada nilai perlawanan keras dari sesama mahluk social akan ketidak adilan yang merata, sepatu booth yang digunakan merupakan pemberontakan dari fungsi awalnya yang digunakan para angkatan sebagai safety jika mereka ke medan perang namun sering juga digunakan untuk menginjak, menendang dan menghancurkan, kita menggunakan itu tidak lain untuk terjun ke pemukiman - pemukiman kumuh, masuk kampung turun ke got dan untuk melakukan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan sosial, piercing penghias wajah tidak lain merupakan lambang semangat kita untuk mampu menahan rasa sakit dari kerasnya kehidupan di luar sana. celana street ketat merupakan gambaran himpitan kehidupan kami akan pandangan masyarakat terhadap kulture kami. Dan masih banyak lagi makna – makna lainnya di balik dandanan kami.

BOBY ( kiri ) MIKE ( kanan ) sumber google

Sekian tahun gue gak pernah menginjak TARBI lagi dan baru beberapa bulan kemarin gue kesana untuk menambah tattoo gue bersama BOB, sambil nunggu ngtrash design tattoo, gue ngobrol bersama Mike di ruang tamu TARBI, 30menit sudah gue ngobrol dan ternyata Mike baru saja pulang kondangan bersama keluarga, memang saat ini Mike sudah tidak lagi tinggal di Tarbi melainkan di Bekasi bersama keluarga. Saat lagi asik ngobrol, datang ke 3 jagoannya yaitu putra – putranya di tengah obrolan Mike memanggil ke 3 putrannya lalu berbicara “Nak…!!! Kamu udah salim dengan Om Danu.???!!!” Kamu gak boleh gitu, cepet salim dulu sama Om” Teengggggg,,, fikiran gue langsung mengudara. Memang gak salah gue mengidolakan mereka… Mike yang kenal gue hanya sekedar apalah – apalah dan gue sama sekali belum pernah ketemu anak – anaknya selama ini beliau bisa berbicara seperti itu ke anak – anaknya untuk menghormati gue dengan menyuruh salim… Serentak ke tiga anaknya menjulurkan tangan ke gue…

Dalam hati gue nyebut Subhannallah,,,

Selama ini gue belum pernah dihargai seperti ini, gue banyak kenal orang – orang berpendidikan, berpangkat, berjabatan tinggi tapi ketika gue berkunjung ke rumahnya dan bertemu anak – anaknya belum pernah menyuruh anak – anaknya untuk itu. Bukan gue gila Hormat tapi ini sebagai cerminan bahwa budi pekerti, sopan santun dan unggah - ungguh memang harus di pupuk sejak dini ke pada anak – anak kita untuk dapat menghormati kepada yang lebih tua.

Disi lain juga Bob mengajarkan gue untuk DIY. DIY. DIY (Do It Your self) yang mungkin sering di artikan salah pada Anak Punk lainnya yang mengartikan Anti Kemapanan. Yang kata mereka anti kebahagiaan, bodoh yang masih mengartikan seperti itu.

Bob bicara bahwa kita harus DIY seperti para pendahulu kita yang juga menjadi panutan dia Presiden pertama Republik ini Ir.Soekarno yang dulu sering berpidato untuk mengajarkan rakyatnya harus BERDIKARI ( Berdiri di kaki sendiri ) dan juga ajaran Rosullulloh Nabi besar Muhammad S.A.W yang mengajarkan umatnya untuk dapat berwirausaha dan tidak bergantung pada orang lain.
Masih banyak ilmu yang gue dapat sebenarnya dari semenjak gue kenal mereka dan memahami arti PUNK yang sesungguhnya dalam Ideologinya.

  

0 komentar:

Posting Komentar