Punk merupakan subkultur yang lahir di London, Inggris. Pada
awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun,
sejak tahun 1980-an, saat
punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu,
karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis
musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an. Punk
juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Sumber ( Wikipedia )
Tahun 2002 gue memasuki usia 12
tahun dimana usia tersebut gue sudah mulai belajar hidup di jalan dengan
berbekal modal Rp. 15000 gue mencoba mengadu nasib dengan berjualan minuman
dingin di kereta api jurusan Jakarta – Bogor dengan menggunakan ember untuk
menjajakan dagangan gue kala itu,,, Hampir 50% hidup gue pada masa itu, gue
gunakan untuk berdagang dan hidup di jalan, meskipun gue sibuk berdagang namun
gue tidak mengesampinkan pentingnya pendidikan dalam hidup gue, gue berdagang
dari waktu subuh sampai menjelang siang hari, memang tidak seharian gue
berdagang karena disiang harinya gue harus berangkat ke sekolah karena memang
lagi semangat – semangannya gue sekolah, wajar baru memasuki jenjang pendidikan
yg lebih tinggi dari sebelumnya ( Baru Masuk SMP )
Stasiun Universitas Pancasila di sana
biasa gue belanja kebutuhan dagangan gue, ada warung kecil yang terletak di
ujung peron Jakarta gue biasa belanja di sana pemilik warung itu tidak lain
BENG – BENG seorang perantau yang sukses berdikari di Jakarta, cukup lama
memang gue kenal dengan dia, hari demi hari gue lalui. 1 bulan kemudian ada
beberapa pemuda yang mencoba menjajakan dagangannya di sebelah warung yang biasa
gue belanja kebutuhan dagangan gue. Awalnya gue merasa sedikit heran dengan
mereka yang gue lihat berpenampilan cukup aneh.
Tattoo di sekujur tubuhnya, daun telinga yang di masukin velg ban mobil
( Piercing Plug ) dan beberapa accesoris mengiasi tangannya. Tanpa niat membeli
dagangan pemuda tsb gue coba menghampiri dan melihat lihat, ternyata memang gue
tidak memahami apa yang dia jual di sana, isi dagangannya itu ada kaset tape /
cd, kaos, gelang, kerajinan kerajinan dari alam, emblem, pin, sticker dan
barang – barang lainnya yang memamng gue gak ketahui, karena dari kaos, kaset,
pin dan atribut lainnya gue gak paham, untuk menghilangkan rasa penasaran gue
dari apa yang mereka jual gue coba mennanyakan kepada pemuda yang berjualan
tersebut.
Pemuda tersebut bernama Ekal, Baja
dan Bodel secara singkat dia menjelaskan apa yg dia tawarkan di sana, dan
ternyata mereka adalah pemuda – pemuda yang biasa di sebut anak PUNK oleh
masyarakat pada umumnya. Pada masa itu memang masih terlihat jarang bahkan
tidak ada sama sekali anak punk berkeliaran dijalan, terkecuali dia pergi
menonton konser lalu kehabisan uang, untuk mendapatkan ongkos baru dia
mengamen, selebihnya menjual karya – karya yang dia produksi sendiri lalu
dijual untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Mulai dari sanalah gue coba
memahami PUNK secara mendalam bersama mereka, hingga suatu ketika gue kenal
dengan MARJINAL, band yang sebelumnya terbentuk dari kelompok ANTI MILITARY, di
basecampnya yaitu TARING BABI. Gue banyak belajar disana bersama BOBY, MIKE,
ROMY JAHAT dan penghuni tarbi lainnya seperti BAGOL, BOY, BANG KORES dan mas
EET yang ternyata beliau merupakan salah satu dosen FH Univ Pancasila. Mereka
menjelaskan Punk dari berbagai aspek kehidupan. Dari mulai Ideologi, Semangat
juang, Sosial, Sifat toleransinya mereka antar sesama, dan beberapa Kreativitas
– kreativitas yang mereka miliki yang tidak sungkan untuk mengajarkannya ke
gue, dari mulai karya Lukis, Cukil, Bermain musik, Sablon kaos sampai belajar
memasak,,,haha masak seada - adanya dan sebisa – bisanya untuk memenuhi
tuntutan kebutuhan perut mereka. Bang mike mungkin yang paling lantang dari
diantara mereka yang lain untuk menjelaskan makna Punk. Dan ternyata dibalik
semua busana dandanan yang mereka kenakan dalam hari – harinya memilki makna
yang mendalam seperti potongan rambut Mohawk bang mike menjelaskan ada nilai perlawanan
keras dari sesama mahluk social akan ketidak adilan yang merata, sepatu booth
yang digunakan merupakan pemberontakan dari fungsi awalnya yang digunakan para
angkatan sebagai safety jika mereka ke medan perang namun sering juga digunakan
untuk menginjak, menendang dan menghancurkan, kita menggunakan itu tidak lain
untuk terjun ke pemukiman - pemukiman kumuh, masuk kampung turun ke got dan
untuk melakukan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan sosial, piercing
penghias wajah tidak lain merupakan lambang semangat kita untuk mampu menahan
rasa sakit dari kerasnya kehidupan di luar sana. celana street ketat merupakan
gambaran himpitan kehidupan kami akan pandangan masyarakat terhadap kulture
kami. Dan masih banyak lagi makna – makna lainnya di balik dandanan kami.
BOBY ( kiri ) MIKE ( kanan ) sumber google
Sekian tahun gue gak pernah
menginjak TARBI lagi dan baru beberapa bulan kemarin gue kesana untuk menambah
tattoo gue bersama BOB, sambil nunggu ngtrash design tattoo, gue ngobrol
bersama Mike di ruang tamu TARBI, 30menit sudah gue ngobrol dan ternyata Mike
baru saja pulang kondangan bersama keluarga, memang saat ini Mike sudah tidak
lagi tinggal di Tarbi melainkan di Bekasi bersama keluarga. Saat lagi asik
ngobrol, datang ke 3 jagoannya yaitu putra – putranya di tengah obrolan Mike
memanggil ke 3 putrannya lalu berbicara “Nak…!!!
Kamu udah salim dengan Om Danu.???!!!” Kamu gak boleh gitu, cepet salim
dulu sama Om” Teengggggg,,, fikiran gue langsung mengudara. Memang gak salah
gue mengidolakan mereka… Mike yang kenal gue hanya sekedar apalah – apalah dan
gue sama sekali belum pernah ketemu anak – anaknya selama ini beliau bisa
berbicara seperti itu ke anak – anaknya untuk menghormati gue dengan menyuruh
salim… Serentak ke tiga anaknya menjulurkan tangan ke gue…
Dalam hati gue nyebut
Subhannallah,,,
Selama ini gue belum pernah
dihargai seperti ini, gue banyak kenal orang – orang berpendidikan, berpangkat,
berjabatan tinggi tapi ketika gue berkunjung ke rumahnya dan bertemu anak –
anaknya belum pernah menyuruh anak – anaknya untuk itu. Bukan gue gila Hormat
tapi ini sebagai cerminan bahwa budi pekerti, sopan santun dan unggah - ungguh
memang harus di pupuk sejak dini ke pada anak – anak kita untuk dapat
menghormati kepada yang lebih tua.
Disi lain juga Bob mengajarkan
gue untuk DIY. DIY. DIY (Do It Your self) yang mungkin sering di artikan salah
pada Anak Punk lainnya yang mengartikan Anti Kemapanan. Yang kata mereka anti kebahagiaan,
bodoh yang masih mengartikan seperti itu.
Bob bicara bahwa kita harus DIY
seperti para pendahulu kita yang juga menjadi panutan dia Presiden pertama
Republik ini Ir.Soekarno yang dulu sering berpidato untuk mengajarkan rakyatnya
harus BERDIKARI ( Berdiri di kaki sendiri ) dan juga ajaran Rosullulloh Nabi
besar Muhammad S.A.W yang mengajarkan umatnya untuk dapat berwirausaha dan
tidak bergantung pada orang lain.
Masih banyak ilmu yang gue dapat
sebenarnya dari semenjak gue kenal mereka dan memahami arti PUNK yang
sesungguhnya dalam Ideologinya.
0 komentar:
Posting Komentar